Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Islamofobia di Thailand Meningkat Setelah Konflik Israel-Hamas

Barakatinews - Pertikaian antara Israel dan Hamas telah mengakibatkan banyak korban jiwa, termasuk puluhan warga Thailand yang menjadi korban dalam konflik terbaru. Namun, peristiwa tersebut juga memicu isu Islamofobia di Thailand.

Islamofobia di Thailand Meningkat Setelah Konflik Israel-Hamas

Setelah puluhan warga Thailand tewas dalam pertikaian Israel-Hamas, kelompok Muslim Thailand menjadi sasaran Islamofobia. Seorang blogger Muslim bernama Nur, yang tinggal di Bangkok, mengungkapkan bahwa dia sering diserang oleh warganet Thailand setelah menulis sebuah tulisan yang mengecam kelompok Hamas dan memberikan gambaran sejarah tentang konflik Israel-Palestina.

Baca juga: Titik Balik Kesepakatan Pertukaran Sandera-Palestina-Israel di Tepi Barat

Menurut Nur, usai ia menuliskan artikel yang mengecam Hamas dan menjelaskan sejarah Israel-Palestina, sejumlah netizen di Thailand dengan keras menyebut dirinya bersimpati dengan Hamas dan bahkan mengejek agama yang dianutnya. 

Nur yakin bahwa jika kaum Muslim tidak menjadi korban dalam konflik tersebut, maka tidak akan terjadi kebencian yang ada pada umat Islam di Thailand. Akibat peningkatan emosi dari masyarakat menyebabkan timbulnya bias dan sikap negatif terhadap Muslim. Nur menambahkan, hal ini bukanlah hal baru terjadi di Thailand.

Apa itu Islamofobia?

Islamofobia adalah isu yang selalu terlihat di Thailand, dan biasanya bisa dipicu oleh diskusi publik yang memanas atau peristiwa global, menurut pengamatan Ekkarin Tuansiri, yang menjabat sebagai Profesor Asosiasi Ilmu Politik di Universitas Prince of Songkla.

Pengguna media sosial di Thailand, menurut Tuansiri, sering menghubungkan umat Islam dengan Hamas dan hal ini menjadikan isu Islamofobia kembali muncul. Situasi ini dapat berubah menjadi sangat berbahaya, apalagi dengan lonjakan penggunaan ujaran kebencian di media sosial.

Menurut Ekkarin Tuansiri, Associate Professor Ilmu Politik di Universitas Prince of Songkla, ketika ada peningkatan ujaran kebencian yang menyerang kaum Muslim dan Islamofobia di Thailand, seringkali terjadi dengan adanya pola kode-kode tertentu atau kata kunci yang sama dalam konten daring. 

Namun, dalam situasi saat ini, ia merasa bahwa ujaran kebencian yang terjadi jauh lebih serius karena mencapai tingkat yang lebih berbahaya dan mungkin dapat menimbulkan dampak yang lebih parah. Hal ini akan mempengaruhi hak-hak asasi manusia umat Muslim di Thailand dan disinyalir akan memperkeruh situasi sosial negara tersebut.

Situasi dan Pemicu Islamofobia di Thailand 

Situasi ini memicu perhatian terhadap masalah Islamofobia di Thailand, di mana umat Islam hanya sekitar 7% dari seluruh populasi di negara tersebut. Di beberapa daerah, kebencian dan prasangka seolah-olah telah menjadi bagian dari budaya dan tidak jarang menyebabkan kontroversi besar.

Beberapa waktu lalu, penyerang bersenjata menembak warga Muslim di kuil di wilayah selatan Thailand. Hal ini memunculkan kontroversi besar, dilaporkan oleh Bangkok Post pada Oktober lalu.

Isu Islamofobia menjadi perhatian global dan sering kali dipicu oleh konflik seperti yang terjadi saat ini di wilayah Timur Tengah. Bias sering terlihat pada kasus ini, di mana segelintir orang dianggap mewakili seluruh umat Islam. Meskipun hal ini tidak tepat, namun arus informasi media sosial sering kali memperburuk situasinya.

Pemerintah Thailand sejauh ini belum merespons kasus ini, namun beberapa kelompok masyarakat mengungkapkan keprihatinan besar dan mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan terhadap isu ini.

Kebijakan yang lebih kuat dalam mengesahkan undang-undang anti-diskriminasi dan menerapkan hukuman yang lebih keras terhadap tindakan diskriminatif akan membantu mencegah munculnya isu Islamofobia semakin menjadi persoalan di Thailand. Pembatasan terhadap platform media sosial untuk mengurangi penggunaan ujaran kebencian dan tindakan yang meresahkan di media sosial juga diperlukan.

Penting untuk disadari bahwa kebencian dan prasangka tidak hanya merugikan individu dan kelompok tertentu, tetapi juga membahayakan keamanan nasional dan stabilitas masyarakat di masa depan. Oleh karena itu, tindakan nyata dan antisipasi lebih awal diperlukan untuk mengatasi isu ini, serta mendukung semangat persatuan dan kerukunan.

Posting Komentar untuk "Islamofobia di Thailand Meningkat Setelah Konflik Israel-Hamas"