Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konflik Terpanjang di Jalur Gaza: Ketegangan Antara Israel dan Hamas Masih Berkecamuk

Barakatinews - Konflik antara Israel dan Hamas yang berlangsung selama dua bulan, menjadi perang terpanjang serta paling merusak yang terjadi di Jalur Gaza. Sejak delapan minggu yang lalu, pasukan Israel melakukan pengeboman dan serangan darat yang menyebabkan ratusan ribu warga Palestina terpaksa mengungsi dan hidup dalam kondisi ekstrem.

Konflik Terpanjang di Jalur Gaza: Ketegangan Antara Israel dan Hamas Masih Berkecamuk

Pertempuran sengit terjadi di posisi pertahanan Hamas baik di utara maupun selatan, tetapi konflik yang telah menelan 17.000 korban jiwa di Gaza, termasuk 7.000 anak-anak menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, tampaknya masih jauh dari kata akhir.

Pasukan Israel Melakukan Pengeboman dan Serangan Darat ke Gaza

Dalam fase kedua serangan ke Jalur Gaza, apa yang ingin dicapai oleh Israel? Menurut Wakil Menteri Pertahanan Israel, Danny Danon, pasukan Israel akan terus bergerak dengan tujuan menghancurkan seluruh terowongan yang dibangun oleh Hamas sebagai tindakan provokasi dan ancaman bagi Israel.

Baca juga: Singapura Memuncaki Peringkat Pendidikan Matematika, Membaca dan Sains Menurut Tes PISA

Selain itu, pasukan Israel akan terus mematikan senjata Hamas dan menghancurkan lokasi rahasia teroris yang mereka jadikan sebagai basis operasi.

Sisi Lain Konflik

Di sisi lain, berapa banyak waktu pihak Israel akan memberikan pada Gaza setelah putus asa dari jenis kerusakan yang ditimbulkan selama ini? Apakah mereka akan memberikan kesempatan pada warga Gaza untuk membangun kembali rumah mereka?

Ketika perang berakhir, siapa yang mengelola Gaza? Pada tahun 2007, setelah organisasi militan Hamas merebut kendali awal di Gaza, Israel dan Mesir memberlakukan blokade di Gaza yang membatasi arus keluar-masuk barang dan orang.

Kemungkinan Solusi dari Bantuan Internasional dan Program PBB untuk Gaza

Para pengamat mengatakan bahwa Hamas adalah satu-satunya pihak yang memiliki kendali atas Gaza saat ini, dan sebuah alternatif yang lebih moderat tidak ada dalam waktu dekat. Jika perang berakhir, sementara pemerintah Mesir telah meningkatkan pengawasan batas Gaza di Rafah, namun itu tidak cukup untuk mengendalikan seluruh Gaza.

Bantuan internasional diperlukan untuk menghidupkan kembali ekonomi Gaza, dan kemungkinan besar, program itu akan dipimpin oleh PBB. Namun, semua itu masih diragukan.

Perundingan Damai sebagai Solusi Masalah Gaza

Para pengamat menerangkan bahwa perang ini sangat merugikan Netanyahu dan Partai Likud saat ini. Kedua belah pihak yang bertikai itu tidak memiliki kepentingan yang sama dengan masyarakat yang menjalani kehidupan normal.

Tetapi, yang jelas, kedua belah pihak sepertinya tidak tertarik dalam mencari cara damai. Hamas terikat untuk melawan "entitas Zionis" atau negara Israel, dan setiap pemimpin Israel, dari pemimpin sayap kanan sampai sayap kiri, memiliki kepentingan politik mereka sendiri.

Dalam hal pejabat Amerika Serikat memperluas Perjanjian Oslo atau merevisi ulang kesepakatan rahasia dengan Palestina, hal itu akan memberikan lebih banyak peluang bagi negosiasi Israel-Palestina untuk membicarakan Gaza dan masalah sekitarnya.

Sebagai kesimpulan, selama fase kedua dari konflik ini terus berlangsung, belum ada kata akhir mengenai konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Hingga perundingan damai dapat dicapai, maka kemungkinan perang tersebut akan terus berlanjut dengan konsekuensi yang semakin buruk bagi warga Gaza.

Posting Komentar untuk "Konflik Terpanjang di Jalur Gaza: Ketegangan Antara Israel dan Hamas Masih Berkecamuk"